Fakta tentang Metode Ceramah
Berbicara panjang lebar mengenai mata pelajaran di depan kelas yang
banyak dilakukan oleh guru melalui metode ceramah kadang kala
membuat bosan dan kurang menarik bagi para siswa, kata-kata yang
terus diulang, intonasi suara yang tidak jelas, volume suara yang
tidak menjangkau kelas ditambah lagi jam pelajaran setelah
istirahat dengan kondisi perut kenyang menambah semakin mengantuk bahkan bisa tertidur.
Metode mengajar dengan ceramah perlu direncanakan dengan baik,
karena metode mengajar ini merupakan penyampaian informasi dari
guru kepada siswa.Tujuan dari metode ceramah pada dasarnya adalah
agar siswa mengetahui informasi yang disampaikan dan untuk
mengingat materi yang pernah diajarkan.
Lalu bagaimana menjadikan ceramah yang menarik dan efektif ?
Ada dua faktor yang harus disiapkan jika guru menggunakan metode
ceramah ini yaitu Faktor Teknis dan Non Teknis
.Adapun untuk Faktor Teknis
antara lain ;
1. Volume suara yang dapat menjangkau dalam kelas
2. Intonasi dengan turun naiknya suara dapat menarik perhatian
3. Menggunakan komputer / laptop dengan presentasi audio visual
4. Alat peraga sederhana yang dapat dibawa ke kelas
5. Lembar Kerja / Handout terhadap materi yang disampaikan
6. Adanya tanya jawab
7. Kombinasikan dengan ice breaker
8. Mengevaluasi ceramah yang disampaikan dapat melalui alat rekam
agar menjadi evaluasi dimana kelemahan dan kekurangannya
9. Evaluasi dapat melalui pertanyaan langsung kepada siswa tentang
materi yang disampaikan
10. Berikan kuis atau pertanyaan-pertanyaan spontan
Sementara untuk faktor Non Teknis antara lain;
1. Untuk jam pelajaran istirahat dimana kondisi siswa dalam keadaan
perut kenyang lebih mudah mengantuk
2. Ada ulangan sebelumnya atau sesudahnya ini juga merupakan
masalah non teknis yang dapat mengganggu konsentrasi siswa ketika
guru akan memberikan ceramah.
Faktor non teknis ini perlu kebijaksanaan guru untuk memberikan
waktu sekitar 10 menit untuk melepaskan kepenatan setelah ulangan
atau waktu sebelum bel berbunyi untuk mempersiapakan ulangan mata
pelajaran berikutnya. Dengan bahasa yang penuh pengertian dan
efektif insya Allah fokus dan konsentrasi paras siswa kepada
ceramah yang akan guru sampaikan lebih efektif.
Sumber : Buku NYALAKAN KELASMU (20 Metode Mengajar dan Aplikasinya
) karya Sigit Setyawan.
Rabu, 13 November 2013
Menjadikan Metode Ceramah yang Efektif
Posted By:
mulyana
On Rabu, November 13, 2013
In metode mengajar
Sabtu, 19 Oktober 2013
ETOS KERJA GURU PENENTU KEBERHASILAN SUATU BANGSA
Sebanyak 7 Madrasah
Tsanawiyah seperti MTsN 28, MTsN 29,
MTsN 30, MTsN 31, MTsN 33 dan MTsN 42 berkumpul di Aula Kantor Kementerian
Agama Jakarta .Ratusan Tenaga Pendidik dan Kependidikan yang hadir merupakan PNS dan Tenaga Honor
yang sudah bersertifikasi ini mendapatkan pembinaan dan motivasi yang
diselenggarakan oleh Kandepag sebagai upaya meningkatkan etos kerja PNS dalam menghadapi
perubahan birokrasi melalu Peraturan Pemerintah. Acara yang dibuka tepatnya
pukul 08.00 WIB oleh Eka Syamsudin selaku ketua Pelaksana kegiatan pembinaan
Tenaga Pendidik dan Kependidikan ini melaporkan jumlah peserta yang hadir dan
tidak hadir. Dilanjutkan sambutan sekaligus sesi awal oleh Bapak Ahmadi
Pimpinan Kandepag Jakarta Timur ini lebih banyak membahas visi dan misi
Kementerian Agama. Sebagai Sesi Kedua
dihadirkan Bapak H Komarudin,M.Pd selaku Kepala Sub Bagian Ortlda dan Kepegawaian
Kantor Wilayah Kementerian Agama DKI Jakarta. Dengan bahasa yang lugas, jelas
dan bermakna dalam penyampaiannya waktu selama 2 jam terasa belum cukup untuk
membahas etos kerja PNS sebaai salah satu penentu Keberhasilan Suatu Bangsa.
Sebagai pembuka sesi materi ini beliau mencoba membuka mindsite Faktor apakah
yang menentuka keberhasilan suatu bangsa. Apa dengan Usia suatu bangsa ? ternyata
TIDAK. Buktinya India dan Mesir sebagai suatu Negara yang sudah berdiri lebih
2000 tahun namun penduduknya masih banyak yang terbelakang. Sedangkan
Singapura, Australia dan New Zeland dengan usia sekita 150 tahun telah menjadi negara
maju di dunia. Apa mungkin factor ketersediaan Sumber Daya Alamnya ? ternyata
juga TIDAK. Contohnya jepang yang merupakan negara dengan sumber daya alam yang
terbatas mampu menjadi negara maju
Selasa, 15 Oktober 2013
Sisir Dan Kertas
Gosokkan sisir pada rambut kering, lalu dekatkan sisir pada isolator seperti potongan kertas-kertas kecil. Apakah kertas akan ditarik oleh sisir ?
Jawab :
Ya. Kertas kecil akan ditarik oleh sisir. Ketika sisir digosok dengan rambut. Sisir akan bermuatan listrik negatif. Di dalam tiap molekul kertas ada elektron-elektron dan inti-inti atom. Ketika didekatkan pada sisie bermuatan listrik, elektron-elektron dalam tiap atom mengatur sehingga dalam tiap molekul, muatan listrik negatif (elektron) dan muatan listrik positif (inti atom ) terpisah. Peristiwa pemisahan muatan listrik ini disebut polaritas. Muatan positif akibat polarisasi ini akan ditarik oleh muatan negatif dari sisir sehingga ketika kertas terangkat.
Jawab :
Ya. Kertas kecil akan ditarik oleh sisir. Ketika sisir digosok dengan rambut. Sisir akan bermuatan listrik negatif. Di dalam tiap molekul kertas ada elektron-elektron dan inti-inti atom. Ketika didekatkan pada sisie bermuatan listrik, elektron-elektron dalam tiap atom mengatur sehingga dalam tiap molekul, muatan listrik negatif (elektron) dan muatan listrik positif (inti atom ) terpisah. Peristiwa pemisahan muatan listrik ini disebut polaritas. Muatan positif akibat polarisasi ini akan ditarik oleh muatan negatif dari sisir sehingga ketika kertas terangkat.
Posted By:
mulyana
On Selasa, Oktober 15, 2013
In
Minggu, 25 Agustus 2013
Sosialisasi Komunitas ASEAN saat menjadi Pembina Upacara
Jakarta, 26 Agustus 2013
Senin ini saya secara dadakan mendapatkan tugas sebagai pembina upacara, yang katanya karena petugas upacaranya dari OSIS otomatis pembinanya juga saya sebagai pembina OSIS mereka. Waduh kalang kabut deh saya, biasanya saya butuh persiapan untuk persiapan hal-hal apa yang akan saya sampaikan ketika upacara minimal browsing dulu di internet. Alhasil, hasil seminar sabtu, 24 Agustus 2013 di Pusdiklat Kementerian Luar Negeri tepatnya di gedung carakaloka, saya menghadiri SEMINAR KOMUNITAS ASEAN yang waktu itu dipromosikan melalui kompasiana.
Senin ini saya secara dadakan mendapatkan tugas sebagai pembina upacara, yang katanya karena petugas upacaranya dari OSIS otomatis pembinanya juga saya sebagai pembina OSIS mereka. Waduh kalang kabut deh saya, biasanya saya butuh persiapan untuk persiapan hal-hal apa yang akan saya sampaikan ketika upacara minimal browsing dulu di internet. Alhasil, hasil seminar sabtu, 24 Agustus 2013 di Pusdiklat Kementerian Luar Negeri tepatnya di gedung carakaloka, saya menghadiri SEMINAR KOMUNITAS ASEAN yang waktu itu dipromosikan melalui kompasiana.
Untuk ranah pendidikan saya menyampaikan sosialisasi tersebut melalui upacara bendera, Ada apa di tanggal 31 Desember 2015 ? Dampak Pengaruhnya ? Persiapannya untuk para siswa ?
Akhir-akhir ini berbagai berita seputar anak sekolah yang melakukan tawuran pelajar marak terjadi, salah satu gambaran ini menujukkan lemahnya daya nalar siswa, bayangkan mereka sangat garang sekali dijalan dengan mengacungkan pedang dan gir dijalan, namun sekembali ke rumah berubah total menjadi anak cengeng, anak emaknya yang bakal nangis jika tidak beliiin pulsa. Kemudian aksi corat-coret di jalan, dengan menuliskan komunitas bahkan nama sekolahnya, apakah tulisan tersebut membuat bangga sekolahnya? gurunya ? sama sekali tidak , justru membuat malu nama sekolah, membuat malu para guru yang mendidiknya,Mana logika berfikir mereka? daya nalar mereka?.
Posted By:
mulyana
On Minggu, Agustus 25, 2013
In
Kamis, 15 Agustus 2013
Selasa, 06 Agustus 2013
Catatan Kedua Mengajar di Madrasah
Mendapat Tugas Tambahan Piket
Selain mendaptkan tugas mengajar dengan jumlah jam mengajar 24 jam, yang merupakan wajib buat PNS , aku juga mendapatkan tugas tambahan sebagai petugas piket. Sistem piket waktu itu sebanyak 3 orang, masing-masing ditempatkan pada lantai yang sudah ditetapkan. Mengawali mengajar pertama kali menguras banyak energi, metode ceramahpun digunakan, belum melakukan perencanaan mengajar dengan baik masih spontanitas dan menggunakan gaya bimbingan belajar. Lelah juga berhadapan dengan siswa setingkat SMP yang masih membawa sifat anak-anak (belum dewasa). Tapi membuatku menjadi tertantang, 3 tahun mengajar tingkat SMA/SMK, maka tahun ini berhadapa dengan siswa MTs.
Adahal yang cukup menjadi memoriku selama menjadi piket, terbiasa dengan sistem piket yang diterapkan di STM Bunda Kandung yang secara administratif sangat rapi, wajarlah jika sekolah tersebut meraih sertifikat ISO:9001:2009 (mudah-mudahkan tidak salah mencantumkan tahun). Setiap siswa yang keluar dari kelas setiap pergantian jam harus ijin piket dan harus menyebutkan hendak kemana. Ini membuat beberapa siswa agak kesel bahkan terlontar dari celoteh mereka, "Semenjak bapak ada disini jadi ribet ! ". Aku hanya tersenyum saja dalam hati (terserah mau dikatakan apa ini tugas harus dilaksanakan )
Kecewa dengan Siswa Saat Shalat Jum'at
Shalat jum'at yang selalu aku ikuti pada tahun pertama di sekolah tersebut cukup kecewa, banyak dari siswa yang berisik, bercanda saat khutbah berlangsung. Jantungku cukup berdetak keras, kok gini ya masa mereka kagak tahu bahwa berbicara saat khutbah itu membatalkan shalat jum'at mereka. Pkiran itu masih terbawa dan akhirnya memucak saat shalat jum'at berikutnya. Aku kumpulkan semua siswa yang waktu itu cukup berani buatku sebagai guru baru dan sangat menguras suara (baca :teriak). Mereka langsung berkumpul dan aku beri pengertian bahwa berbicara saat khutbah berlangsung membatalkan shalat jum'at kalian. Dengan nada mengancam kepada mereka aku akan memberi sanksi jika mereka melakukan hal tersebut minggu depan maka aku akan menyuruh mereka shalat ulang di lapangan yang cukup panas pada siang hari itu.
Ada hal yang menarik dari kejadian tersebut, yaitu ternyata untuk memperbaiki perilaku mereka kita tidak bisa sendiri. Ungkapan Pa Dimas guru BK waktu itu adalah ,"Pak Asep suatu saat juga tau sistem di sini, awalnya mungkin pa asep semangat terhadap mereka (siswa) ntar juga cape sendiri". Banyak yang mengalami hal serupa ternyata dengan aku. Kesimpulannya kerjasama semua pihak, itu kata kuncinya, baik dari guru, piket, kesiswaan, BK dan lain sebagainya. Tapi itu menjadi tantangan buat aku juga bahwa aku tidak mau seperti itu, awalnya semangat berakhir dengan sikap acuh.
Jangan Sok Jadi Pahlawan
Sebagai satu angkatan PNS Depag, Bu Efi mendapatkan tugas mengajar komputer, walau background pendidikannya adalah Matematika. Kalau mau dibilang guru matematika sudah banyak sebagai guru baru ya harus mengalah mendapatkan jam sedikit. Dah terima aja bu Efi anggap aja sekalian belajar komputer tenang aja gw bantu, Demikian kata-kata aku untuk memberikan motivasi kepada bu Efi.
Tidak hanya sekedar kata-kata, aku dan bu Efi mencoba merapikan komputer yang waktu itu cukup terbengkalai. ruangan sempit dan kabel semrawut. Akhirnya dengan konsultasi kepada guru lama tentang hal itu, aku dan bu Efi gotong royong merapihkan komputer dan membersihkan ruangan serta mengatur tata letak meja dan kursi.
Saat kami sedang merapihkan beberapa komputer, ada salah satu guru datang dan cukup keras juga mengatakan bahwa jangan diutak-utik komputer biarin aja, biar sekolah yang merapihkan. Semuanya ada dananya dan jangan jadi pahlawan deh disini. Yang bisa aku jelaskan hanyalah demi mereka (siswa) biar mereka dapat belajar, kalau menunggu sekolah yang belum jelas kapan sarana komputer ditambah atau diperbaiki kami tidak bisa mengajar. Beberapa komputer dapat diformat ulang dan masih ada yang layak digunakan. Akan tetapi sebagai guru baru dan cukup khawatir jika terjadi sesuatu bisa berdampak kerugian finansial kami karena komputer masih dimiliki pihak ketiga, akhirnya kami menyerah juga.
Mendokumentasikan Setiap Kegiatan dengan Handycame
Berawal dengan bu cholifah yang membeli handycame baru dan ingin meliput kegiatan mengajar beliau dikelas, maka aku pun sering meminjam handycame beliau untuk mendokumentasikan kegiatan-kegiatan sekolah sekaligu ujicoba kualitas videonya. Berawal dari Hari guru, LDKS, Career Day hingga hari-hari besar islam lainnya. Itu aku lakukan walau aku bukan panitia, berlatih layaknya jurnalis independen.
Tantang Kelas Unggulan
Diakhir tahun pelajaran, aku mendapatkan tugas tambahan mengajar pedalaman materi kelas 9, dan waktu itu kelasnya adalah kelas 9.2. Beberapa bulan aku mengajar pedalaman materi cukup bingung dan hampir putus asa dimulai dari kehadiran siswa kadang masuk kadang tidak dan pemahaman konsep dasar fisika dan matematika yang lemah. Akhirnya aku menetapkan target nilai kepada siswa kelas 9.2 untuk menghadapi soal IPA khususnya Fisika. Di sela-sela jam istirahat beberapa siswa secara bergiliran aku panggil untu aku tes konsep dan pemecahan soal minimal 1 hari satu soal. Dengan menggunakan absen dan kebetulan piket dilantai 3 ketika jam istirahat aku memanggil mereka untuk menghadap dan aku beri satu soal.
Ada hal menarik yang aku dapatkan selama mengajar kelas 9.2 ternyata salah satu siswa merasa kecewa tatkala siswa kelas unggulan menjadi pusat perhatian dan menjadi kebanggaan guru. Ini menyebabkan salah satu siswa memberikan SMSnya kepadaku dan beberapa guru. Bahwa mereka ingin membuat walikelas bangga pula serta guru-guru. Momentum itulah aku manfaatkan untuk membuat tantangan dengan mereka saat TryOut IPA ke-2 jiak nilai rata-rata mereka dapat mengungguli kelas unggulan akan aku beri hadiah.
Apa yang terjadi saat perhitungan nilai rata-rata kelas ternata beada tipis ya mereka menang dan berhasil mengungguli nilai rata-rata pada mata pelajaran IPAnya hanya beda 0,4. Maka besoknya tanpa sepengetahuan siapapun akhirnya dengan uang yang akupunya aku meluncur ke Graha Cijantung tepatnya Pizza Hut, ini juga pertama kali beli beli 2 posri dnegan jumlah siswa 42 an.
kitapun syukuran dikelas dan kita potong dengan ukuran seadanya dan dibagikan kepada seluruh siswa kelas9.2.
(bersambung kembali ke bagian 3)
Selain mendaptkan tugas mengajar dengan jumlah jam mengajar 24 jam, yang merupakan wajib buat PNS , aku juga mendapatkan tugas tambahan sebagai petugas piket. Sistem piket waktu itu sebanyak 3 orang, masing-masing ditempatkan pada lantai yang sudah ditetapkan. Mengawali mengajar pertama kali menguras banyak energi, metode ceramahpun digunakan, belum melakukan perencanaan mengajar dengan baik masih spontanitas dan menggunakan gaya bimbingan belajar. Lelah juga berhadapan dengan siswa setingkat SMP yang masih membawa sifat anak-anak (belum dewasa). Tapi membuatku menjadi tertantang, 3 tahun mengajar tingkat SMA/SMK, maka tahun ini berhadapa dengan siswa MTs.
Adahal yang cukup menjadi memoriku selama menjadi piket, terbiasa dengan sistem piket yang diterapkan di STM Bunda Kandung yang secara administratif sangat rapi, wajarlah jika sekolah tersebut meraih sertifikat ISO:9001:2009 (mudah-mudahkan tidak salah mencantumkan tahun). Setiap siswa yang keluar dari kelas setiap pergantian jam harus ijin piket dan harus menyebutkan hendak kemana. Ini membuat beberapa siswa agak kesel bahkan terlontar dari celoteh mereka, "Semenjak bapak ada disini jadi ribet ! ". Aku hanya tersenyum saja dalam hati (terserah mau dikatakan apa ini tugas harus dilaksanakan )
Kecewa dengan Siswa Saat Shalat Jum'at
Shalat jum'at yang selalu aku ikuti pada tahun pertama di sekolah tersebut cukup kecewa, banyak dari siswa yang berisik, bercanda saat khutbah berlangsung. Jantungku cukup berdetak keras, kok gini ya masa mereka kagak tahu bahwa berbicara saat khutbah itu membatalkan shalat jum'at mereka. Pkiran itu masih terbawa dan akhirnya memucak saat shalat jum'at berikutnya. Aku kumpulkan semua siswa yang waktu itu cukup berani buatku sebagai guru baru dan sangat menguras suara (baca :teriak). Mereka langsung berkumpul dan aku beri pengertian bahwa berbicara saat khutbah berlangsung membatalkan shalat jum'at kalian. Dengan nada mengancam kepada mereka aku akan memberi sanksi jika mereka melakukan hal tersebut minggu depan maka aku akan menyuruh mereka shalat ulang di lapangan yang cukup panas pada siang hari itu.
Ada hal yang menarik dari kejadian tersebut, yaitu ternyata untuk memperbaiki perilaku mereka kita tidak bisa sendiri. Ungkapan Pa Dimas guru BK waktu itu adalah ,"Pak Asep suatu saat juga tau sistem di sini, awalnya mungkin pa asep semangat terhadap mereka (siswa) ntar juga cape sendiri". Banyak yang mengalami hal serupa ternyata dengan aku. Kesimpulannya kerjasama semua pihak, itu kata kuncinya, baik dari guru, piket, kesiswaan, BK dan lain sebagainya. Tapi itu menjadi tantangan buat aku juga bahwa aku tidak mau seperti itu, awalnya semangat berakhir dengan sikap acuh.
Jangan Sok Jadi Pahlawan
Sebagai satu angkatan PNS Depag, Bu Efi mendapatkan tugas mengajar komputer, walau background pendidikannya adalah Matematika. Kalau mau dibilang guru matematika sudah banyak sebagai guru baru ya harus mengalah mendapatkan jam sedikit. Dah terima aja bu Efi anggap aja sekalian belajar komputer tenang aja gw bantu, Demikian kata-kata aku untuk memberikan motivasi kepada bu Efi.
Tidak hanya sekedar kata-kata, aku dan bu Efi mencoba merapikan komputer yang waktu itu cukup terbengkalai. ruangan sempit dan kabel semrawut. Akhirnya dengan konsultasi kepada guru lama tentang hal itu, aku dan bu Efi gotong royong merapihkan komputer dan membersihkan ruangan serta mengatur tata letak meja dan kursi.
Saat kami sedang merapihkan beberapa komputer, ada salah satu guru datang dan cukup keras juga mengatakan bahwa jangan diutak-utik komputer biarin aja, biar sekolah yang merapihkan. Semuanya ada dananya dan jangan jadi pahlawan deh disini. Yang bisa aku jelaskan hanyalah demi mereka (siswa) biar mereka dapat belajar, kalau menunggu sekolah yang belum jelas kapan sarana komputer ditambah atau diperbaiki kami tidak bisa mengajar. Beberapa komputer dapat diformat ulang dan masih ada yang layak digunakan. Akan tetapi sebagai guru baru dan cukup khawatir jika terjadi sesuatu bisa berdampak kerugian finansial kami karena komputer masih dimiliki pihak ketiga, akhirnya kami menyerah juga.
Mendokumentasikan Setiap Kegiatan dengan Handycame
Berawal dengan bu cholifah yang membeli handycame baru dan ingin meliput kegiatan mengajar beliau dikelas, maka aku pun sering meminjam handycame beliau untuk mendokumentasikan kegiatan-kegiatan sekolah sekaligu ujicoba kualitas videonya. Berawal dari Hari guru, LDKS, Career Day hingga hari-hari besar islam lainnya. Itu aku lakukan walau aku bukan panitia, berlatih layaknya jurnalis independen.
Tantang Kelas Unggulan
Diakhir tahun pelajaran, aku mendapatkan tugas tambahan mengajar pedalaman materi kelas 9, dan waktu itu kelasnya adalah kelas 9.2. Beberapa bulan aku mengajar pedalaman materi cukup bingung dan hampir putus asa dimulai dari kehadiran siswa kadang masuk kadang tidak dan pemahaman konsep dasar fisika dan matematika yang lemah. Akhirnya aku menetapkan target nilai kepada siswa kelas 9.2 untuk menghadapi soal IPA khususnya Fisika. Di sela-sela jam istirahat beberapa siswa secara bergiliran aku panggil untu aku tes konsep dan pemecahan soal minimal 1 hari satu soal. Dengan menggunakan absen dan kebetulan piket dilantai 3 ketika jam istirahat aku memanggil mereka untuk menghadap dan aku beri satu soal.
Ada hal menarik yang aku dapatkan selama mengajar kelas 9.2 ternyata salah satu siswa merasa kecewa tatkala siswa kelas unggulan menjadi pusat perhatian dan menjadi kebanggaan guru. Ini menyebabkan salah satu siswa memberikan SMSnya kepadaku dan beberapa guru. Bahwa mereka ingin membuat walikelas bangga pula serta guru-guru. Momentum itulah aku manfaatkan untuk membuat tantangan dengan mereka saat TryOut IPA ke-2 jiak nilai rata-rata mereka dapat mengungguli kelas unggulan akan aku beri hadiah.
Apa yang terjadi saat perhitungan nilai rata-rata kelas ternata beada tipis ya mereka menang dan berhasil mengungguli nilai rata-rata pada mata pelajaran IPAnya hanya beda 0,4. Maka besoknya tanpa sepengetahuan siapapun akhirnya dengan uang yang akupunya aku meluncur ke Graha Cijantung tepatnya Pizza Hut, ini juga pertama kali beli beli 2 posri dnegan jumlah siswa 42 an.
kitapun syukuran dikelas dan kita potong dengan ukuran seadanya dan dibagikan kepada seluruh siswa kelas9.2.
(bersambung kembali ke bagian 3)
Posted By:
mulyana
On Selasa, Agustus 06, 2013
In
Senin, 22 Juli 2013
Sederhana Tapi Bermakna dalam Belajar Listrik Statis
Memahami konsep listrik statis di kelas 9 dengan cara sederhana tapi bermakna. Selasa 24 Juli 2013 di kelas 92 saya mengajar fisika pada jam pertama. Sebelumnya pertemuan pertama para siswa sudah diberi tugas membawa 2 buah balon, tali dan kain wol.
Kali ini tujuan dari eksperimen sederhana ini untuk membuktikan bahwa terjadi muatan pada benda akibat gosokan.
Kali ini tujuan dari eksperimen sederhana ini untuk membuktikan bahwa terjadi muatan pada benda akibat gosokan.
Posted By:
mulyana
On Senin, Juli 22, 2013
In
Langganan:
Postingan (Atom)