Minggu, 25 Agustus 2013

Sosialisasi Komunitas ASEAN saat menjadi Pembina Upacara

Jakarta, 26 Agustus 2013
Senin ini saya secara dadakan mendapatkan tugas sebagai pembina upacara, yang katanya karena petugas upacaranya dari OSIS otomatis pembinanya juga saya sebagai pembina OSIS mereka. Waduh kalang kabut deh saya, biasanya saya butuh persiapan untuk persiapan hal-hal apa yang akan saya sampaikan ketika upacara minimal browsing dulu di internet. Alhasil, hasil seminar sabtu, 24 Agustus 2013 di Pusdiklat Kementerian Luar Negeri  tepatnya di gedung carakaloka, saya menghadiri SEMINAR KOMUNITAS ASEAN yang waktu itu dipromosikan melalui kompasiana.
Untuk ranah pendidikan saya menyampaikan sosialisasi tersebut melalui upacara bendera, Ada apa di tanggal 31 Desember 2015 ? Dampak Pengaruhnya ? Persiapannya untuk para siswa ?
Akhir-akhir ini berbagai berita seputar anak sekolah yang melakukan tawuran pelajar marak terjadi, salah satu gambaran ini menujukkan lemahnya daya nalar siswa, bayangkan mereka sangat garang sekali dijalan dengan mengacungkan pedang dan gir dijalan, namun sekembali ke rumah berubah total menjadi anak cengeng, anak emaknya yang bakal nangis jika tidak beliiin pulsa. Kemudian aksi corat-coret di jalan, dengan menuliskan komunitas bahkan nama sekolahnya, apakah  tulisan tersebut membuat bangga sekolahnya? gurunya ? sama sekali tidak , justru membuat malu nama sekolah, membuat malu para guru yang mendidiknya,Mana  logika berfikir mereka? daya nalar mereka?.

Kamis, 15 Agustus 2013

China Memperbolehkan Siswa Tidur Siang di Sekolah

Sekolah di China memperbolehkan siswanya untuk tidur siang

Selasa, 06 Agustus 2013

Catatan Kedua Mengajar di Madrasah

Mendapat Tugas Tambahan Piket
        Selain mendaptkan tugas mengajar dengan jumlah jam mengajar 24 jam, yang merupakan wajib buat PNS , aku juga mendapatkan tugas tambahan sebagai petugas piket. Sistem piket waktu itu sebanyak 3 orang, masing-masing ditempatkan pada lantai yang sudah ditetapkan.  Mengawali mengajar pertama kali menguras banyak energi, metode ceramahpun digunakan, belum melakukan perencanaan mengajar dengan baik masih spontanitas dan menggunakan gaya bimbingan belajar. Lelah juga berhadapan dengan siswa setingkat SMP yang masih membawa sifat anak-anak (belum dewasa). Tapi membuatku menjadi tertantang, 3 tahun mengajar tingkat SMA/SMK, maka tahun ini berhadapa dengan siswa MTs.

         Adahal yang cukup menjadi memoriku selama menjadi piket, terbiasa dengan sistem piket yang diterapkan di STM Bunda Kandung yang secara administratif sangat rapi, wajarlah jika sekolah tersebut meraih sertifikat ISO:9001:2009 (mudah-mudahkan tidak salah mencantumkan tahun). Setiap siswa yang keluar dari kelas setiap pergantian jam harus ijin piket dan harus menyebutkan hendak kemana. Ini membuat beberapa siswa agak kesel bahkan terlontar dari celoteh mereka, "Semenjak bapak ada disini jadi ribet ! ". Aku hanya tersenyum saja dalam hati (terserah mau dikatakan apa ini tugas harus dilaksanakan )

Kecewa dengan Siswa Saat Shalat Jum'at
Shalat jum'at yang selalu aku ikuti pada tahun pertama di sekolah tersebut cukup kecewa, banyak dari siswa yang berisik, bercanda saat khutbah berlangsung. Jantungku cukup berdetak keras, kok gini ya masa mereka kagak tahu bahwa berbicara saat khutbah itu membatalkan shalat jum'at mereka. Pkiran itu masih terbawa dan akhirnya memucak saat shalat jum'at berikutnya. Aku kumpulkan semua siswa yang waktu itu cukup berani buatku sebagai guru baru dan sangat menguras suara (baca :teriak). Mereka langsung berkumpul dan aku beri pengertian bahwa berbicara saat khutbah berlangsung membatalkan shalat jum'at kalian. Dengan nada mengancam kepada mereka aku akan memberi sanksi jika mereka melakukan hal tersebut minggu depan maka aku akan menyuruh mereka shalat ulang di lapangan yang cukup panas pada siang hari itu.
Ada hal yang menarik dari kejadian tersebut, yaitu ternyata untuk memperbaiki perilaku mereka kita tidak bisa sendiri. Ungkapan Pa Dimas guru BK waktu itu adalah ,"Pak Asep suatu saat juga tau sistem di sini, awalnya mungkin pa asep semangat terhadap mereka (siswa) ntar juga cape sendiri". Banyak yang mengalami hal serupa ternyata dengan aku. Kesimpulannya kerjasama semua pihak, itu kata kuncinya, baik dari guru, piket, kesiswaan, BK dan lain sebagainya. Tapi itu menjadi tantangan buat aku juga bahwa aku tidak mau seperti itu, awalnya semangat berakhir dengan sikap acuh.

Jangan Sok Jadi Pahlawan

Sebagai satu angkatan PNS Depag, Bu Efi mendapatkan tugas mengajar komputer, walau background pendidikannya adalah Matematika. Kalau mau dibilang guru matematika sudah banyak sebagai guru baru ya harus mengalah mendapatkan jam sedikit. Dah terima aja bu Efi anggap aja sekalian belajar komputer tenang aja gw bantu, Demikian kata-kata aku untuk memberikan motivasi kepada bu Efi.
Tidak hanya sekedar kata-kata, aku dan bu Efi mencoba merapikan komputer yang waktu itu cukup terbengkalai. ruangan sempit dan kabel semrawut. Akhirnya dengan konsultasi kepada guru lama tentang hal itu, aku dan bu Efi gotong royong merapihkan komputer dan membersihkan ruangan serta mengatur tata letak meja dan kursi.
Saat kami sedang merapihkan beberapa komputer, ada salah satu guru datang dan cukup keras juga mengatakan bahwa jangan diutak-utik komputer biarin aja, biar sekolah yang merapihkan. Semuanya ada dananya dan jangan jadi pahlawan deh disini. Yang bisa aku jelaskan hanyalah demi mereka (siswa) biar mereka dapat belajar, kalau menunggu sekolah  yang belum jelas kapan sarana komputer ditambah atau diperbaiki kami tidak bisa mengajar. Beberapa komputer dapat diformat ulang dan masih ada yang layak digunakan. Akan tetapi sebagai guru baru dan cukup khawatir jika terjadi sesuatu bisa berdampak kerugian finansial kami karena komputer masih dimiliki pihak ketiga, akhirnya kami menyerah juga.

Mendokumentasikan Setiap Kegiatan dengan Handycame
Berawal dengan bu cholifah yang membeli handycame baru dan ingin meliput kegiatan mengajar beliau dikelas, maka aku pun sering meminjam handycame beliau untuk mendokumentasikan kegiatan-kegiatan sekolah sekaligu ujicoba kualitas videonya. Berawal dari Hari guru, LDKS, Career Day hingga hari-hari besar islam lainnya. Itu aku lakukan walau aku bukan panitia, berlatih layaknya jurnalis independen.

Tantang Kelas Unggulan
Diakhir tahun pelajaran, aku mendapatkan tugas tambahan mengajar pedalaman materi kelas 9, dan waktu itu kelasnya adalah kelas 9.2. Beberapa bulan aku mengajar pedalaman materi cukup bingung dan hampir putus asa dimulai dari kehadiran siswa kadang masuk kadang tidak dan pemahaman konsep dasar fisika dan matematika yang lemah. Akhirnya aku menetapkan target nilai kepada siswa kelas 9.2 untuk menghadapi soal IPA khususnya Fisika. Di sela-sela jam istirahat beberapa siswa secara bergiliran aku panggil untu aku tes konsep dan pemecahan soal minimal 1 hari satu soal. Dengan menggunakan absen dan kebetulan piket dilantai 3 ketika jam istirahat aku memanggil mereka untuk menghadap dan aku beri  satu soal.
        Ada hal menarik yang aku dapatkan selama mengajar kelas 9.2 ternyata salah satu siswa merasa kecewa tatkala siswa kelas unggulan menjadi pusat perhatian dan menjadi kebanggaan guru. Ini menyebabkan salah satu siswa memberikan SMSnya kepadaku dan beberapa guru. Bahwa mereka ingin membuat walikelas bangga pula serta guru-guru. Momentum itulah aku  manfaatkan untuk membuat tantangan dengan mereka saat TryOut IPA ke-2 jiak nilai rata-rata mereka dapat mengungguli kelas unggulan akan aku beri hadiah.
       Apa yang terjadi saat perhitungan nilai rata-rata kelas ternata beada tipis ya mereka menang dan berhasil mengungguli nilai rata-rata pada mata pelajaran IPAnya hanya beda 0,4. Maka besoknya tanpa sepengetahuan siapapun akhirnya dengan uang yang akupunya aku meluncur ke Graha Cijantung tepatnya Pizza Hut, ini juga pertama kali beli  beli 2 posri dnegan jumlah siswa 42 an.
kitapun syukuran dikelas dan kita potong dengan ukuran seadanya dan dibagikan kepada seluruh siswa kelas9.2.

(bersambung kembali ke bagian 3)